Setakat 7hb September, 2007 angka rasmi kerajaan Amerika Syarikat (AS) tentang jumlah tenteranya yang mati dalam peperangan di Iraq hanyalah 3,777 orang. Namun, bangkai gajah sukar disorok.
Pada bulan Mei lalu, seorang celik komputer telah berjaya menafsir angka-angka dari pengkalan data Jabatan Hal Ehwal Veteran AS yang melapurkan hakikat berikut [1]:
Jumlah kematian tentera AS dalam Perang Teluk: 73,846
– Kematian di
-- Kematian bukan di
Turut dilapurkan kerajaan AS tidak mahu rakyatnya membandingkan jumlah kematian itu dengan jumlah 55,000 tenteranya yang mati semasa Perang
Semua kematian yang berlaku setelah askar yang cedera dalam pertempuran dinaikkan ke helicopter penyelamat tidak dikira sebagai mati di
Begitulah bijaknya kerajaan AS menipu rakyatnya sendiri, semata-mata dengan menggunakan silap mata definasi teknikal. Namun, seperti yang pembaca semua yakini, kebijaksanaan setakat itu adalah tidak cukup untuk menipu Allah s.w.t.
Sama-samalah kita doakan kehancuran Amerika Syarikat -- kerajaan, tenteranya dan segala sekutunya di
1 comment:
Detik-detik kehancuran Amerika memang tinggal menunggu waktu. Hingga awal 2007, perang Irak dan Afganistan telah merenggut nyawa lebih dari 4000 orang tentara Amerika, dan lebih dari 50.000 tentara mengalami cedera. Semula Departemen Pertahanan Amerika, Pentagon, berusaha mengecilkan jumlah prajurit yang cedera menjadi 24.000 orang. Akan tetapi Dr. Linda Bilmes telah mengejutkan publik Amerika dengan membocorkan angka yang sebenarnya, yaitu berkisar 50.000 prajurit yang membuat Pentagon kebakaran jenggot. Angka ini tidak dapat disanggah oleh Pentagon karena dikutip oleh Dr. Bilmes dari Departemen Urusan Veteran Amerika yang terbebas dari pengaruh Pentagon. Sejauh ini lebih dari 200.000 veteran telah dilayani di VA centers (Pusat-pusat Urusan Veteran), dan terdapat antrian klaim pelayanan medis dari 400.000 veteran. Jumlah klaim diperkirakan akan mencapai 874.000 pada 2007, dan 930.000 pada 2008.39 Dari total prajurit yang cedera, sekitar 50% mengalami cacat permanen yang membuatnya tidak dapat bertugas kembali sehingga setara dengan kematian. Celakanya, tentara yang cacat ini malah membebani pemerintah Amerika dengan biaya perawatan seumur hidup yang jauh lebih besar dari pada kompensasi bagi keluarga prajurit yang tewas. Sebagai contoh, keluarga dari seorang prajurit yang tewas akan mendapatkan bantuan sebesar US$ 500.000, sedangkan seorang prajurit yang menderita cedera permanen di otaknya akan memerlukan biaya perawatan sekitar US$ 4 juta..
(baca buku : Menanti Kehancuran Amerika dan Eropa, Penulis : Abu Fatiah Al Adnani)
Post a Comment